Jumat, 22 Maret 2013

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Pendahuluan

Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dapat ditempuh melalui berbagai cara, antara lain: peningkatan bekal awal siswa baru, peningkatan kompetensi guru, peningkatan isi kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa, penyediaan bahan ajar yang memadai, dan penyediaan sarana belajar. Dari semua cara tersebut peningkatan kualitas pembelajaran melalui peningkatan kualitas pendidik menduduki posisi yang sangat strategis dan akan berdampak positif. Dampak positif tersebut berupa: (1)  peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan masalah pembelajaran yang dihadapi secara nyata; (2) peningkatan kualitas masukan, proses, dan hasil belajar; (3) peningkatan keprofesionalan pendidik; (4) penerapan prinsip pembelajaran berbasis penelitian.


Upaya meningkatkan kemampuan meneliti di masa lalu cenderung dirancang dengan pendekatan research-development-dissemination (RDD). Pendekatan ini lebih menekankan perencanaan penelitian yang bersifat top-down dan sangat teoretis. Paradigma demikian dirasakan tidak sesuai lagi dengan perkembangan pemikiran baru, khususnya dengan konsep Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) atau school-based quality management. Pendekatan MPMBS menitikberatkan pada upaya perbaikan mutu yang inisiatifnya berasal dari motivasi internal pendidik dan tenaga kependidikan itu sendiri (an effort to internally initiate  endeavor for quality improvement), dan bersifat pragmatis-naturalistik.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pengembangan profesionalisme mereka adalah dengan memberikan pelatihan atau workshop in-house training dalam penyusunan PTK bagi guru di sekolah masing-masing. Langkah ini sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan dan menyusun penelitian.
 
B. Konsep Penelitian Tindakan Kelas


Pengertian Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis seperti dikutip Hopkins dalam bukunya yang berjudul A Teacher’s Guide to Classroom Research, menyatakan bahwa action research adalah: a from of self-reflektif inquiry undertaken by participants in a social (including education) situation in order to improve the rationality and of (a) their own social or educational practices justice (b) their understanding of these practices, and (c) the situastions in which practices are carried out (Wiriaatmadja, 2006: 41). Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka secara singkat PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tinakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki dimana praktek-praktek pembelajaran dilaksanakan.


Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut PTK melaksanakan proses pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri 4 tahapan sebagai berikut:


Gambar 1 Siklus Aktivitas dalam Penelitian Tindakan Kelas 
(Sumber: Wiriaatmadja, 2006: 65)


Siklus aktivitas dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan, penerapan tindakan, mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, dan melakukan refleksi dilanjutkan dengan perbaikan atau peningkatan yang diharapkan dapat tercapai. Alur pikir dalam penelitian tindakan, menurut Elliott (2001: 2) dimulai dari diagnosis masalah dan faktor sebab timbulnya masalah, dilanjutkan dengan pemilihan tindakan yang sesuai dengan permasalahan dan penyebabnya, merumuskan hipotesis tindakan, penetapan desain tindakan dan prosedur pengumpulan data, analisis data, dan refleksi.


Sesuai dengan hakekat yang dicerminkan oleh namanya yaitu action research spiral, penelitian tindakan kelas dapat dimulai darimana saja dari keempat fase yaitu: perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). 

C. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas


Karakteristik PTK, menurut Elliott (2001: 2)  antara lain meliputi: a) an inquiry on practice from within; b) a collaborative effort between school teachers and teacher educators; dan c) reflective practice made public.

1.  an inquiry on practice from within 


Karakteristik pertama dari PTK adalah bahwa kegiatannya dipicu oleh permasalahan praktis yang dihayati guru dalam pembelajaran di kelas. Oleh sebab itu PTK bersifat practice driven dan Action driven, dalam arti PTK berujuan memperbaiki scara praktis, langsung – disini, sekarang atau sering disebut dengan penelitian praktis (practical inquiry). Hal ini berarti PTK memusatkan perhatian pada permasalahan spesifik konstekstual (Subadi, 2008) 

2.  a collaborative effort between school teachers and teacher educators 


PTK diselenggarakan secara colaboratif dengan guru yang kelasnya menjadi kancah PTK. Karena yang memiliki kancah adalah guru sehingga para dosen LPTK yang berminat melakukan PTK tidak memiliki akses kepada kancah dalam peran sebagai praktisi (Subadi, 2008). Oleh sebab itu ciri kolaboratif harus secara konsisten tertampilkan sebagai kerja sama kesejawatan dalam keseluruhan tahapan penyelenggaraan PTK, mulai dari identifikasi permasalahan, serta diagnosis keadaan, perancangan tindakan perbaikan, sampai dengan pengumpulan dan analisis data serta reflektisi mengenai temuan di samping dalam penyusunan laporan.
 
3. reflective practice made public


Dalam hubungan ini guru yang berkolaborasi dalam PTK harus mengemban peran ganda sebagai praktisi yang dalam pelaksanaan penuh keseharian tugas-tugasnya juga sekaligus secara sistematis meneliti praksisnya sendiri (Subadi, 2008). Apabila ini terlaksana dengan baik maka akan terbina kultur meneliti dikalangan guru, dan merupakan suatu langkah strategis dalam profisionalisme jabatan guru.

DAFTAR RUJUKAN


Elliott, John. 2001. Classroom Action Research. Article. http:// www.madison.edu diakses pada 17 Pebruari 2013.


Subadi, Tjipto. 2008. “Lesson Study sebagai Model Pembinaan Guru untuk Meningkatkan Profesionalitas”. Artikel., www.tjiptosubadi.blogspot.com diakses pada 17 Pebruari 2013  


Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya